Kompetensi Sosial Bagi Perawat
Kompetensi sosial perawat merupakan kemampuan fundamental yang memungkinkan perawat berinteraksi secara efektif dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lainnya. Berdasarkan kerangka kerja Gresham & Elliott (1990), kompetensi sosial terdiri dari lima dimensi utama: cooperation (kerjasama), assertion (asertivitas), self-control (pengendalian diri), responsibility (tanggung jawab), dan empathy (empati). Kelima dimensi ini sangat relevan dalam konteks keperawatan dimana hubungan interpersonal menjadi inti dari praktik professional.
Penelitian menunjukkan bahwa pelatihan terstruktur berbasis model tahapan dapat meningkatkan kompetensi sosial dan self-efficacy klinis perawat (Vatankhah, Baljani, Rezaee Moradali, & Aslan, 2023). Model Flanner menyediakan kerangka pembelajaran sistematis melalui tiga tahap: Awareness (kesadaran), Practice (latihan terbimbing), dan Mastery (penguasaan mandiri).
Di banyak rumah sakit, pelatihan kompetensi sosial masih bersifat sporadis dan belum terintegrasi dalam program pengembangan berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan modul pelatihan yang terstruktur, berbasis bukti, dan sesuai dengan konteks praktik keperawatan Indonesia.