Clinical Leadership - September 2025
Pelayanan keperawatan modern menekankan pentingnya asuhan yang proaktif, aman, dan berpusat pada pasien. Salah satu intervensi yang banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah Nursing Hourly Rounding, yaitu kegiatan perawat melakukan kunjungan rutin ke kamar pasien dalam interval waktu tertentu.
Perawat memiliki peran penting dalam melakukan proses pemberian Asuhan keperawatan pada pasien secara komprehensif dan holistic. Banyak feedback dari pasien / keluarga mengenai asuhan yang diberikan oleh Nurse / Bidan di SHG. Maka untuk itu diperlukan adanya pelaksanaan Nursing Hourly Rounding ( NHR). Fondasi pelaksanaan NHR adalah ketika perawat benar-benar hadir di pasien mereka bertindak secara proaktif & mengelompokkan perawatan / asuhan sehingga meningkatkan efisiensi. Dengan melibatkan pasien sebagai partner dalam melakukan pelayanannya sehingga tingkat kecemasan pasien akan berkurang serta proses penyembuhan akan lebih baik.
Konsep ini lahir dari kebutuhan untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan, seperti jatuhnya pasien, keterlambatan dalam penanganan nyeri, serta kebutuhan fisiologis yang terabaikan.Clinical Leadership - August 2025
Penerimaan pasien rawat inap adalah proses awal masuknya pasien yang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Proses ini mencakup rujukan internal, penilaian medis, verifikasi administratif, alokasi tempat tidur, dan koordinasi antar unit seperti laboratorium dan farmasi. Keberhasilannya bergantung pada koordinasi cepat, ketersediaan tempat tidur, sistem informasi yang akurat, serta kesiapan SDM dan fasilitas. Di rumah sakit swasta, efisiensi proses ini berpengaruh langsung terhadap kualitas layanan, kepuasan pasien, dan citra rumah sakit di tengah persaingan dan digitalisasi layanan kesehatan.
Clinical Leadership - July 2025
Pemberian obat yang aman dan efektif merupakan komponen krusial dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Proses ini melibatkan serangkaian kegiatan yang kompleks, mulai dari peresepan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, hingga administrasi obat kepada pasien. Kesalahan dalam salah satu tahapan tersebut dapat menimbulkan risiko serius terhadap keselamatan pasien, bahkan menyebabkan kejadian tidak diinginkan (KTD).
Menurut World Health Organization (WHO), medication errors menjadi salah satu penyebab utama kejadian yang dapat dicegah dalam sistem pelayanan kesehatan. Di Indonesia, implementasi manajemen pemberian obat di rumah sakit masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya pelatihan, belum optimalnya penggunaan teknologi informasi, serta lemahnya sistem pelaporan dan analisis kesalahan.
Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam pemberian obat di rumah sakit. Hal ini juga sejalan dengan upaya peningkatan mutu layanan kesehatan dan akreditasi rumah sakit yang mensyaratkan adanya sistem pengelolaan obat yang baik sebagai indikator pelayanan yang berkualitas.
Clinical Leadership - June 2025
Pasien pasca operasi rentan terhadap komplikasi seperti infeksi, perdarahan, dan gangguan organ. Oleh karena itu, pengkajian dini dan sistematis sangat penting untuk mendeteksi perubahan kondisi secara cepat. Aspek yang dinilai meliputi tanda vital, luka operasi, pernapasan, sirkulasi, nyeri, dan kesadaran. Pengkajian harus dilakukan berulang karena perubahan kecil bisa menandakan komplikasi serius. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga penting untuk persiapan pemulangan dan perawatan lanjutan. Tujuan utama pengkajian ini adalah memastikan stabilitas pasien, mendeteksi komplikasi, merencanakan intervensi, menjaga keselamatan, dan mempercepat pemulihan.
Clinical Leadership - May 2025
Pasien Jatuh adalah Kejadian di mana seorang pasien secara tidak sengaja terjatuh ke tanah, lantai, atau permukaan lain yang lebih rendah, baik disaksikan maupun tidak disaksikan, dan tanpa adanya tindakan yang disengaja dari pasien untuk menjatuhkan diri.
Clinical Leadership - April 2025
Vaughan defines this as the process by which clearly unsafe practices are considered normal if they do not immediately lead to disaster: "a long incubation period [before ultimate disaster] with early warning signs being misinterpreted, ignored or missed entirely
Clinical Leadership - March 2025
urveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis) merupakan surveilans gejala yang dilakukan untuk menangkap kasus Poliomyelitis. Pada surveilans AFP perlu diketahui konsep surveilans polio/ AFP, Melakukan penemuan kasus, pengambilan dan pengiriman specimen, Sistim Kewaspadaan Dini (SKD) dan Respon, pencatatan dan pelaporan, pengolahan dan analisa data dan rekomendasi, dan penanggulangan KLB Polio. Surveilans AFP dilakukan dari tingkat Puskesmas, Rumah Sakit, Kabupaten, Provinsi dan Pusat. Oleh karena itu pengetahuan detail tentang hal tersebut perlu diketahui oleh setiap tingkatan tersebut dengan tugas dan wewenangnya masing-masing. Mengingat bahwa surveilans AFP ini dilakukan pada saat penyakit Poliomyelitis sedang dieradikasi sampai seluruh negara di dunia maka surveilans AFP harus dilakukan dengan sangat baik atau sempurna. (KEBIJAKAN SURVEILANS PENYAKIT YANG BISA DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) 2021 KEMENTERIAN KESEHATAN RI).
Clinical Leadership - January 2025
Keselamatan pasien menjadi sebuah hal penting yang harus dipahami dan dikuasai dengan baik agar terciptanya budaya keselamatan pasien yang aman. Di negara berkembang, 1 dari 10 pasien terluka selama rawat inap akibat terjadinya kesalahan selama perawatan. Peristiwa buruk yang terjadi selama pemberian perawatan kesehatan adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas, hal ini memperkuat alasan pentingnya peran pemberian perawatan kesehatan yang berkualitas dan aman (Biresaw et al., 2020).